MAKNA ISTIQOMAH

Allah SWT berfirman, “ Istiqomahlah kamu sebagaimana engkau telah diperintahkan.” (QS Hud (112). Sasaran ayat ini bukan hanya Rasulullah SAW, tetapi seluruh hamba-Nya. Sebab, istiqomah adalah kunci pembuka kemuliaan. Bahkan sebagian ulama menempatkan istiqomah pada tingkatan puncak dan tangga pendakian seorang hamba menuju kesempurnaan ma’rifat, keberanian hati, dan kemurnian akidah.
            Sufyan bin Abdillah Ats Tsaqafi berkata, “ Wahai Rasulullah SAW, katakanlah suatu perkataan kepadaku tentang islam sehingga aku tidak perlu lagi bertanya kepada siapapun selain engkau.” Berliau bersabda, “katakana aku beriman kepada Allah SWT, lalu istiqomahlah.” (HR Ahmad ).
            Konsep istiqomah tidak sesederhana seperti yang sering dipahami selama ini. Istiqomah seringkali diidentikkan dengan kontinyuitas sebuah amal. Al Qurthubi menyatakan bahwa ayat istiqomah (QS Hud : 112) telah membuat rambut Nabi Muhammad SAW beruban.
فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَ مَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ, بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
( هود : 112 )                             
            Diceritakan bahwa Abi Ali Asy-Syanawi mengaku pernah melihat Rasulullah SAW dalam mimpi. Dia kemudian bertanya, “Wahai Rasululullah SAW, ada sebuah riwayat darimu bahwa engku pernah berktata, surat Hud telah membuat kepala beruban.” Beliau menjawab, “Benar,” Asy Syawani bertanya kembali, “Ayat apakah yang membuat rambutmu beruban, apakah ayat yang menceritakan tentang kisah-kisah para Nabi atau kehancuran umat terdahulu?” Belia bersabda, “ Tidak, tetapi disebabkan ayat yang berbunyi, Istiqomahlah  kamu sebagaimana engkau teah diperintahkan.” (Muhammad bin Allan Ash Shadiqi, Dalil Al Falihin, 1/282).
            Secara bahasa, kata istiqomah merupakan bentuk mashdar (infinitive) dari kata isataqama, yastaqimu yang artinya lurus, teguh dan konsisten. Namun, pengertian secara bahasa ini belumlah cukup untuk mewujudkan istiqomah sebagaiman yang diperintahkan Allah SWT. Oleh karena itu, ulama tasawuf mendefinisikan bahwa istikomah adalah bersikap konsisten terhadap pengakuan iman dan islam, serta dengan tulus mengabdikan diri kepada Allah SWT untuk mengharapkan ridha-Nya di dunia dan akhirat.
            Dari sekian banyak definisi yang dikemukakan para ulama, dapat dipahamai bahwa dalam beristiqomah ada dua hal pokok yang harus dipenuhinya. Pertama, beriman kepada Allah SWT. Kedua, mengikuti risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW, baik secara lahir maupun batin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa orang yang istiqomah adalah orang yang bisa mengaktuaisasikan nilai keimanan, keislaman, dan keihsanan dalam dirinya secara total.
            Meski untuk bisa mencapai tingkat istiqomah itu terasa amat sulit, namun kita harus tetap berusaha dan ber-munajahah semampu kita. Sebab, seperti dikatakan Ibnu katsir dalam menjelaskan ayat istiqomah (QS Hud:112) ini, bahwa istiqomah merupakan media yang paling aik untuk mendapatkan pertolongan Allah SWT dalam menghadapi berbagai kesulitan duniawi. Wallahu a’lam.


bagi-bagi informasi kepada antum-antum semua, disini ada kerjaan part time, mengetik dan menulis data entry, jika antum bergabung sekarang antum akan dapatkan bonus Rp 200.000,00 di account antum, kerjaan ini ndak perlu dengan cari member, hanya mengetik data entry dari nama dan email yang valid, kedalam system……trus langsung antum dapat komisi Rp 10.000,00 per data..kerjanya mudah, dan berfaedah bagi antum…untuk info selanjutnya silahkan klik dan input nama plus email valid antum….. http://www.penasaran.net/?ref=j85qqd


0 komentar:

Copyright © 2009 - Risalah Ilahiyah - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template