KEBAHAGIAAN SEJATI


        
              Bahagia adalah kata yang hakikat maknanya selalu diimpikan setiap manusia. Segala cara ditempuh untuk mendapatkan kebahagiaan. Kata kebahagiaan sangat dekat artinya dengan kesenangan, tetapi sesuatu yang menyenangkan tidak serta merta membuat seseorang bahagia.
            Rasulullah SAW mencontohkan kepada umatnya untuk memohon agar Allah SWT melimpahkan kebaikan dan kebahagiaan hidup di dunia ini, lebih-lebih keselamatan dan kebahagiaan di akhirat. Beliu sering sekali memanjatkan doa yang mencakup segala aaspek, hingga dikenal sebagai doa sapu jagat. “Doa itu itu adalah, Rabbana Atina fiddunya hasalanah wa fil akhirati hasanah waqina adzabannar.” (QS Al-Baqoroh : 201).
            Atas dasar itu, Ar-Raghib Al-Ashfahani membagi kebahagiaan menjadi dua yakni kebahagiaan duniawi dan kebahagiaan ukhrowi. Kebahagiaan duniawi mencakup umur panjang, kekayaan, dan kemuliaan. Sementara kebahagiaan ukhrowi mencakup takdir kekekalan, kekayaan tanpa kebutuhan, kemuliaan tanpa kehinaan, dan pengetahuan tanpa kebodohan.
            Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah SWT juga akan mengalami dua kehidupan, yaitu kehiduan dunia dan kehidupan di akhirat. Bila selamat dan bahagia di akhirat, maka itu adalah kesuksesan dan kebahagiaan abadi yang sejati. Namun bila sengsara dan celaka di akhirat, maka dia akan sangat merugi.
            Bahagia atau sengsara di negeri keabadian itu, sangat dipengaruhi amalan-amalan di dunia. Oeh sebab itu, Allah SWT dalam suarat Al-Qashas ayat 77 memerintahkan orang-orang yang beriman untuk mencari kebahagiaan akhirat dengan tidak melupakan dunia.
            Dalam surbt al-Mukmiun ayat 1-9 dikemukakan sifat-sifat Mukmin yang akan meraih al-falah (kebahagiaan). Pertama, mereka khusyuk dalam shalat. Kedua, menunaikan zakat. Ketiga menjauhkan diri dari perbuatan sia-sia. Keempat menjaga kemaluan dari hal yang diharamkan. Kelima, memlihara amant dan janji. Keenam, memelihara shalat.
            Secara umum, yang termasuk orang-orang yang beruntung (bahagia), adalah orang-orang yang bertaubat dari sesuatu yang diharamkan dan dibenci Allah. Bersamaan dengan itu, mereka juga berimana dan selalu mengerjakan perbuatan yang disukai Allah SWT.
            Sedang kesengan duniawi, adalah berupa harta, tahta, perhiasan dari emas dan perak, dan sejenisnya. Kesenangan seperti ini terlihat nyata dan menggiurkan, hingga melalaikan kebanakan manusia. Padalah kalau ajal sudah datan menjemjempun, setiap manusia harus bersiap dan memasuki alam akhirat. Tiada satu pun dari kesenangan dunia yang bisa dibawanya ke akhirat selain amalan-amalan yang baik.
            Kehidupan akhirat adalah kehidupan yang ditakirkan Allah SWT lebih abadi dibandaing kehiduapn dunia. Satu hari di akhirat adalah seperti seribu tahun perhitungan waktu di dunia. Informasi sal ini bisa disimak dalam surat Al-Hajj ayat 47. Manusia yang rela mengorbankan kebahagiaan akhirat hanya untuk mendapatkan kesengan dunia ini, adalah manusia yang mengalami kerugian sangat besar. Kita berlindung dari perbuatan seperti itu. Wallahu A’lam.

 

Copyright © 2009 - Risalah Ilahiyah - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template