SADAR POSISI


Ketika manusia ada di rahim sang ibu, Allah telah mengatur kehidupan di dalam kandungan itu. Dengan apa dia memperoleh makanan, bertahan dari benturan, bertumbuh, dan berkembang, sampai kapan harus keluar melalui jalan yang telah ditentukan-Nya. Tak pernah ada yang protes dengan aturan ilahi ini. Semua tunduk dan patuh atas aturan-Nya.
            Saying, itu tak berlanjut ketika mausia hadir di dunia. Banyak manusia yag lupa bahkan membangkang pada aturan-Nya. Mereka menganggap dirinya mampu mengatur dunia ini dengan akan yang dikaruniakan Allah kepadanya. Seolah-olah mereka mengetahui segala hal yang terjadi di dunia ini.
            Muncullah kemudian sikap hidup atas dasar, kebebasan. Beas berperilaku, bebas bericara, bebas memiliki, dan bebas beragama. Akhirya muncul pula jargon ‘semua semau gue’, dan ‘ terserah masyarakat’. Tidak ada patokan yang pasti.
            Fenomena ini telah melahirkan kerusakan di muka bumi. Pola control masyarakat terhapad perilaku menyimpang  akan hilang karena alasan ‘itu kan urusan masing-masing’. Dengan alasan urusan pribadi, seks bebas marak, homoseksual di legalkan, perjudian dan pelacuran dilokalisasi, miras dibebaskan, dan berbagai bentuk kemaksiatan lain tak perlu dikekang asal tak mengganggu orang lain.
            Dengan alasan kebebasan kepemilikan, orang boleh menguasai semua kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak. Dengan alasan bebas berbicara, menghina Nabi pun tak boleh dilarang. Dengan alasan bebas beragama, orang islam pun boleh murtad, bahkan membuat agama sendiri. Bila ini berlangsung terus, dapat dipastikan akan hadir masyarakat yang rusak. Inilah kejahiliyahan yang terakumulasi dengan berbagai zaman.
            Memang, Allah memberikan manusia akal untuk berpikir. Di sisi lain, Allah menurunkan aturan kehidupan. Manusia yang sadar akan jati dirinya sebagai ciptaan, seharusnya mampu mengarahkan akalnya sesuai dengan aturan-Nya ibarat di dalam rahim manusia pun akan keluara dan dunia pada waktunya melalui pintu yang sudah pasti yakni kematian. Oleh karena itu, seharusnya manusia menstandaridisasi seluruh amal peruatannya berdasarkan aturan Allah, masyarakat. Mereka menyadari bahwa Allah Dzat Yang Maha Mengetahui, Sang Pencipta manusia.
            “Boleh jadi kalian membenci sesuatu padahal ia amat baik bagi kalian. Boleh jadi pula kalian menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagi kalian Allah mengetahui, sedangkan kalian tidak mengetahui.”( QS Al-Baqarah [2] : 216 )
            Begitulah isyarat yang Allah berikan agar manusia sadar bahwa dirinya hidup dengan bayak sekali keterbatasan. Tidak sepantasnya manusia yang serba terbatas ini berbuat dengan mengabaikan hokum dan kaidah yang telah Allah SWT tetapkan.
            Karena itulah, setiap manusia senantiasa dituntut untuk menyadari posisi dirinya. Manusia yang punya kesadaran sperti ini akan senantiasa tunduk pada syariat Islam, menjauhi segala bentuk kejahiliyahan, dan rela berkorban demi tegaknya Islam. Wallahu a’lam.

Pertama diindonesia, Bisnis online yang terbukti membayar, kerja 1-2 jam perhari, gaji jutaan rupiah. Hanya ada di bisnis ODAP. Info selengkapnya klik http://www.penasaran.net/?ref=j85qqd
 

0 komentar:

Copyright © 2009 - Risalah Ilahiyah - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template