“Tidaklah
engkau disebut beriman kecuali engkau mencitai orang lain sebagaimana engkau
mencitai dirimu sendiri”
Hadis di atas mengungkapkan nilai
tertinggi dari sebuah persaudaraan. Alqur’an menyebutkan kenyataan ini dengan
sangat indah, sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara, karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan berakwalah, kepada Allah supaya kamu
mendapat rahmat (QS. Al-Hujura : 10).
Ayat tersebut diperkuat dengan hadis
yang diriwayatkan dari Ibnu Umar. “Seorang muslim bersaudara dengan muslim
lainnya. Ia tidak menganiayanya, tidak pula menyerahkannya (kepada musuhnya). Barangsiapa
yang memanuhi kebutuhan saudaranya, maka Allah akan memenuhi pula kebutuhannya.
Siapa yang melapangkan kesulitan seorang muslim, Allah akan melapangkan baginya
satu kesulitan pula dari kesulitan yang dihadapinya di hari kemudian” (HR.
Bukhari Muslim).
Rasulullah pun diutus tidak lain
hanyalah untuk menyebarkan rahamat kasih saying kepada seluruh alam (QS.
Al-Anbiyya : 107). Ini adalah wujud rasa persaudaraan sebagai sesame makhluk
Allah. Ketika Allah menciptkan kasih sayang, Dia berfirman kepadanya, “Aku
Ar-Rahman, Aku berkan kepadamu (kepada kasih sayang) Nama-Ku. Barangsiapa menyambungkan
engkau, Aku pun akan menyambungkan Diri-Ku denganmu. Barangsiapa memutuskan
engkau, Aku pun akan memutuskan Diri-Ku denganmu”.
Mengapa persaudaraan demikian
istimewa? Persaudaraan adalah harga yang paling maha dari Islam. Ia adalah
sumber kekuatan yang akan membangkitkan harga diri dan kehormatan umat.
Demikian pentingnya nilai
persaudaraan, maka setiap usaha untuk menjalin dan memperkuatnya dianggap
sebagai kemuliaan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Uqbah bin Amir,
Rasulullah SAW bersabda, “Ya ‘Uqbah! Maukah engkau kuberitahukan tentang akhlak
penghuni dunia dan akhirat yang paling utama?’ Yaitu menghubungi orang yang
memutuskan hubungan dengamu, member orang yang pernah menahan pemberiannya
padamu, dan memaafkan orang-orang yang pernah menganiayamu” (HR. Hakim).
Di pihak lain, setiap usaha untuk
merusak dan menghancurkannya dianggap perbuatan hida dan sangat tercela. “Hai
orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-ngolok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang
mengolok-olok) dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang
buruk” (QS. Al-Hujurat: 11)
Dalam ayat berikutnya, Allah SWT
berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagaian prasangka itu adalah dosa dan jganganlah kamu mencari-cari keslaahan
orang lain, dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain”.
Persaudaraa lahir karena adanya
kesamaan-kesamaan yang menjadi pengikat. Semakin banyak persamaan, maka akan
semakin kuat pula nilai persaudaran. Persamaan terbesar adalah persamaan dalam
akidah. Berlandaskan aqidahlah akan lahir persaudaraan yang hakiki, yaitu
ketika seseorang mampu mencintai, saudaranya, seperti ia mencitai dirinya
sendiri. Ia pun mampu merasakan penderitaan saudaranya.
Bila saudaranya tersakiti, maka ia
pun merasa tersakiti. Bila saudaranya bahagia, maka ia pun merasa bahagia. Mereka
bagaikan satu tubuh. Persaudaraan seperti ini akan melahirkan sikap saling
mendoakan, saling menyayangi tanpa pamrih, dan lebih mengutamakan kepentingan
saudaranya di atas kepentingan dirinya (QS Al-Hasyr : 9-10) inilah puncak tertinggi
dari pola interaksi antar manusia. Wallahu A’lam.
bagi-bagi
informasi kepada antum-antum semua, disini ada kerjaan part time, mengetik dan
menulis data entry, jika antum bergabung sekarang antum akan dapatkan bonus Rp
200.000,00 di account antum, kerjaan ini ndak perlu dengan cari member, hanya
mengetik data entry dari nama dan email yang valid, kedalam system……trus
langsung antum dapat komisi Rp 10.000,00 per data..kerjanya mudah, dan berfaedah
bagi antum…untuk info selanjutnya silahkan klik dan input nama plus email valid
antum… http://www.penasaran.net/?ref=j85qqd
0 komentar:
Posting Komentar